Kasus DBD Masih Terus Meningkat, Benarkah Fogging Tidak Efektif?

Seiring dengan meningkatnya kasus demam berdarah di Indonesia, banyak pemerintah daerah yang mulai rutin melakukan aktivitas fogging di tempat-tempat yang dicurigai sebagai sarang nyamuk aedes aegypti dan wilayah yang terdapat pasien DBD.

Namun di tengah maraknya aktivitas fogging, banyak orang yang mulai mempertanyakan efektivitas gas yang digunakan selama fogging. Beberapa orang menganggap fogging tidak efektif karena kasus demam berdarah terus terjadi, dan hanya membunuh nyamuk dewasa.

Benarkah Fogging Tidak Efektif?

Kritik terhadap fogging memang cukup beralasan dan ditunjang oleh beberapa hasil penelitian. Bahkan ada penelitian yang menyebut jika fogging beresiko menyebabkan nyamuk bermutasi dan lebih kebal dengan zat pyrethroid sintetic yang digunakan selama fogging.

Meskipun begitu, guru besar Universitas Indonesia, Prof dr Saleha Sungkar, menegaskan jika fogging masih efektif membunuh nyamuk dewasa. Hanya saja, ada beberapa catatan yang wajib diperhatikan, diantaranya, fogging hanya efektif saat Kejadian Luar Biasa (KLB) di suatu wilayah.

“Pengasapan sangat efektif untuk membunuh nyamuk dewasa saat populasinya sedang tinggi. Jadi masih efektif kalau untuk kedaruratan saja,” ujar Prof Saleha (13/2).

Selain itu, fogging memang cara sangat cepat dalam membantu menurunkan populasi nyamuk dewasa, tapi tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena hasilnya tidak efektif, beresiko mencemari lingkungan, berbiaya tinggi dan bisa membuat vektor penular resisten (nyamuk jadi kebal).

Dampak negatif lainnya adalah keamanan palsu. Artinya, masyarakat akan cenderung merasa aman setelah dilakukan fogging sehingga mereka abai dengan jentik nyamuk yang bisa segera tumbuh dan menimbulkan ledakan populasi nyamuk dewasa.

Klaim tersebut didukung oleh hasil penelitian tahun 2011 yang dilakukan tim dari Universiti Putra Malaysia, yang menyebut jika fogging masih sangat efektif mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti dalam waktu 5 minggu setelah penyemprotan.

Tapi perlu diwaspadai, nyamuk dewasa akan terus bertambah seiring dengan jentik nyamuk yang terus tumbuh hanya dalam hitungan hari saja.

Jangan Hanya Mengandalkan Fogging

Maka dari itu, sangat disarankan aktivitas fogging ini diiringi dengan program gotong royong membersihkan lingkungan, terutama membersihkan tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat nyamuk menyimpan telurnya, seperti tempat sampah, dan genangan air.

Masyarakat pun wajib dihimbau untuk terus melakukan aktivitas 3M plus dengan cara mengubur atau mendaur ulang sampah plastik, menutup tempat penampungan air agar tidak dimasuki nyamuk, dan rutin menguras tempat-tempat penampungan air.

Selain itu, Anda pun disarankan untuk mengaplikasikan lotion anti-nyamuk, seperti Soffell sebelum beraktivitas (berangkat sekolah atau bekerja). Ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap gigitan nyamuk aedes aegypti yang cenderung aktif di pagi dan sore hari.

Kebersihan dalam rumah pun wajib diperhatikan. Pasang saringan nyamuk di semua ventilasi udara, hindari menggantungkan baju (terutama yang sudah dipakai) di tempat terbuka, dan jangan menumpuk cucian terlalu lama karena aroma keringat bisa mengundang kedatangan nyamuk.

Anda juga bisa menggunakan obat nyamuk semprot, seperti Force Magic untuk membasmi nyamuk dewasa yang bersembunyi di dalam rumah.